Hajar Aswad, Si Batu Hitam yang Dahulu Warnanya Putih

Kategori : Features, Ditulis pada : 24 Juni 2024, 12:00:00

Berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, tak lengkap rasanya jika tidak menyentuh Hajar Aswad. Ya, batu hitam yang disebut berasal dari surga ini tentu menarik perhatian umat muslim karena banyak keistimewaannya. Tak puas hanya menyentuh, bahkan jamaah berlomba untuk bisa mencium Hajar Aswad ini. Apa sih, keistimewaan dari batu hitam ini dibanding dengan batu-batu yang lain?

40.jpg

Photo by Rostyslav Savchyn on Unsplash

Berikut ini sejarah serta keistimewaan Hajar Aswad yang wajib Anda ketahui, sehingga Anda bisa memahami kenapa umat muslim berusaha untuk dapat mencium Hajar Aswad ketika melaksanakan ibadah haji dan umrah di tanah suci.

Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Asalnya dari Surga

Hajar Aswad bukanlah batu biasa, yang umum Anda jumpai di sekitar. Hal ini dikarenakan batu ini bukan asli dari bumi ataupun luar angkasa, akan tetapi diyakini sebagai batu yang asalnya dari surga. Seperti sabda Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi, “Hajar Aswad merupakan batu yang berasal dari surga.”

Belum dipastikan bagaimana Hajar Aswad tersebut bisa sampai di bumi, apakah turun bersama dengan ketika turunnya Nabi Adam AS, ataukah malaikat yang membawanya dari surga dengan perintah Allah pada masa Nabi Ibrahim. Mengenai Hajar Aswad yang berasal dari surga ini, diyakinkan dengan beberapa fakta penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang menyatakan bahwa Hajar Aswad mempunyai struktur serta karakteristik yang tak sama dengan batuan yang asalnya dari bumi ataupun luar angkasa.

Disebut Hajar Aswad karena batu ini memiliki hitam, nama tersebut diambil dari kata dalam bahasa Arab yakni ‘Hajar’ yang berarti batu dan ‘Aswad’ yang artinya hitam. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa pada mulanya hajar aswad berwarna putih, lebih putih dari susu. Kemudian warnanya berubah jadi hitam sebab perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Hal ini dipertegas dalam sebuah hadits berikut:

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW telah bersabda, ”Hajar Aswad itu asalnya dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dosa-dosa anak Adam lah yang membuat warnanya menjadi hitam.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi)41.jpg

Photo by Haydan As-soendawy from Pexels

Namun, suatu saat Hajar Aswad ini akan berubah warna menjadi seperti aslinya. Sebab segala sesuatu yang asalnya dari surga akan kembali ke surga sebelum hari kiamat. Ada pula yang menyebut, Hajar Aswad itu terang dan bersinar bahkan manusia tidak dapat melihatnya saking terangnya jika saja Allah tidak memadamkan kilaunya.

Kisah Peletakan Hajar Aswad pada Zaman Rasulullah

Awalnya, Hajar Aswad diketemukan oleh Nabi Ismail lalu oleh Nabi Adam diletakkan di atas pondasi Ka’bah. Ada sejarah yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad ini diantar langsung oleh Malaikat Jibril dari surga kepada Nabi Ismail, lalu ia berikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ibrahim.

Sebelum diletakkan di salah satu sisi Ka’bah, Nabi Ibrahim membawa batu hitam tersebut thawaf Ka’bah sebanyak tujuh kali sambil menciuminya. Itulah pertama kali Hajar Aswad ditaruh dekat dengan Ka’bah dan terus dijaga. Namun, Hajar Aswad pernah berpindah tempat disebabkan banjir bandang yang terjadi di Kota Makkah.

Waktu itu, Kaum Quraisy bertengkar hebat dan saling berselisih pendapat tentang siapa yang akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Maka, ada usulan bahwa mereka akan bertanya kepada orang yang dikenal paling jujur yaitu Muhammad bin Abdullah.

Lalu, dengan bijak Muhammad berkata, “Ambilkan aku sepotong kain,” kemudian dibawakan lah satu lembar kain putih yang dibentangkan dan beliau meletakkan Hajar Aswad di atasnya. Kemudian, beliau berkata, “Hendaknya tiap kabilah memegang sisi-sisi kain tersebut, dan membawanya ke dekat Ka’bah.” Maka, selesailah masalah tersebut dengan cara damai atas kebijaksanaan Nabi Muhammad yang waktu itu usianya baru 30 tahun. 

Keutamaan Hajar Aswad

Hajar Aswad bukanlah batu biasa, akan tetapi batu yang sangat mulia di mata umat muslim. Ada beberapa keistimewaan yang pastinya dapat membuat Anda semakin ingin menyentuh dan menciumnya langsung di tanah suci. Apa saja keistimewaan dari Hajar Aswad ini?

Batu yang asalnya dari surga

Seperti yang telah dijelaskan di atas, Hajar Aswad merupakan batu yang berasal dari surga. Diturunkan oleh Allah SWT sebagai bukti nyata kebesaran Allah. Belum pernah ditemukan batu sejenis Hajar Aswad dalam sistem tata surya, jadi bukti bahwa batu hitam ini memang sungguh istimewa.

Terletak di Masjidil Haram, di sisi Ka’bah

Keutamaan berikutnya yaitu Hajar Aswad terletak di dekat bangunan Ka’bah, tepatnya di sisi sebelah tenggara Ka’bah. Tentunya, Anda hanya dapat menemukan Hajar Aswad ketika menjalankan ibadah di Masjidil Haram, atau sewaktu mengerjakan ibadah haji dan umrah. Pastinya, ini akan semakin memotivasi Anda untuk segera pergi haji maupun umrah bukan?

Menjadi titik awal dari thawaf

Hajar Aswad juga menjadi titik awal dari pelaksanaan salah satu rukun haji dan umrah yaitu thawaf. Thawaf yaitu berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di awali dari Hajar Aswad berakhir di Maqam Ibrahim. Sehingga, Hajar Aswad cukup istimewa keberadaannya.

Mengusap serta) menciumnya merupakan sunnah

Hukum dari mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah sunnah Rasulullah. Disebutkan bahwasanya Umar bin Khattab pernah menyaksikan Rasulullah mengusap serta mencium Hajar Aswad, seperti yang tertuang dalam hadits riwayat Bukhari:

“Sungguh, aku mengetahui bahwa engkau (Hajar Aswad)) hanyalah sebuah batu, yang tidak memberikan manfaat maupun kemudharatan bagiku. Andai saja aku tidak menyaksikan Rasulullah SAW pernah menciummu (Hajar Aswad), maka aku juga tak mau untuk melakukannya.”

Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah semata-mata untuk mengikuti sunnah Rasullah semata. Dan menyangkal bahwa tujuannya untuk menyembah batu.

Menjadi saksi di hari kiamat untuk siapa saja yang menyentuh dan menciumnya

42.jpg

Photo by Giorgio Parravicini on Unsplash

Wajar saja apabila para jamaah haji atau umrah yang sedang melaksanakan ibadah ingin menyentuh dan mencium Hajar Aswad secara langsung. Sebab kelak di Hari Kiamat, Allah akan menghadirkan batu ini menjadi saksi bagi siapa saja yang mengusap dan menciumnya. Sesuai dengan hadits riwayat dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW telah bersabda,

“Demi Allah, Allah akan membangkitkan batu ini (Hajar Aswad) di yaumul akhir dengan mata serta mulut yang mampu berbicara. Sebagai saksi untuk siapa saja yang menyentuh dan menciumnya dengan benar saat di dunia.”

Itulah sejarah dan keistimewaan Hajar Aswad yang harus Anda ketahui. Semoga Anda semua dimampukan untuk melaksanakan ke Baitullah agar dapat menjadi salah satu orang yang berkesempatan untuk menyentuh dan mencium Hajar Aswad, ya!

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id